sarasHijra

3 Strategi Jitu Melejitkan Potensi Anak Disleksia

Posting Komentar
Bismillahirrahmanirrahim

Ada siswa kelas 2 SD belum bisa membaca. Apalagi menulis. Ia lebih tertarik pada gambar. Orang tuanya sebenarnya sudah memberi les ke taman baca namun belum ada perkembangan berarti. Guru di sekolah jadi kewalahan menghadapi anak ini. 

Karena siswa ini bersikap cuek, namun kadang spontan berucap tanpa basa-basi. Ia pun kerap datang terlambat dengan kondisi baju dan isi tas yang acak-acakan.

Akhirnya daripada mengganggu siswa yang lain, guru pun kurang memperdulikannya. Selain makin tak berkembang potensinya, siswa tersebut tak diperhitungkan akademiknya.

Wah, dilema juga ya sobat hijrah. Padahal bisa jadi hal ini timbul karena ketidaktahuan orang tua dan guru. Dimana ciri-ciri siswa di atas termasuk ke dalam gangguan perkembangan anak yaitu disleksia. Sebuah gangguan yang ditandai dengan kesulitan mengeja, membaca, dan menulis.

Oleh karena itu para ilmuwan dan penggiat pendidikan anak utamanya  banyak meneliti disleksia dan menyebarluaskan hal ini ke masyarakat.

Seperti halnya Bunda Vivi, Psikolog dan Mis Nurul guru di sebuah Paud Islam di bilangan Dewi Sartika Semarang bertanggung jawab mengedukasi para orang tua tentang disleksia. Kedua orang tersebut sama-sama memiliki anak disleksia dan terus belajar berdamai dengan disleksia.

Bunda Vivi dan Mis Nurul dengan senang hati membagikan ilmu dan pengalamannya dalam acara Seminar Disleksia yang diadakan oleh Komunitas Yuk Jadi Ortu Soleh alias Yuk Jos Semarang Chapter , Ahad lalu tanggal 28 September 2025.

Alhamdulillah Mis Nurul telah pula berbagi di berbagai kelas belajar. Harapannya banyak orang tua dan guru tercerahkan.

Sehingga bila dijumpai ada anak dengan kesulitan belajar, jangan dulu menilai siswa bodoh, bisa jadi karena disleksia. Guru dan orang tua harus tau ciri-cirinya ! Apalagi menurut penelitian 1 dari 10 anak alami disleksia. 

So, apa aja ya ciri-ciri anak disleksia? Apa dan bagaimana treatment-nya? Apa 3 strategi jitu melejitkan potensi anak disleksia? Kita bahas bareng yuk ...

A to Z Disleksia

Kenali Disleksia

Macam-macam Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. Kesulitan Belajar umum, dengan karakteristik :
  • Potensi kecerdasan di bawah rata-rata
  • Kesulitan terjadi pada area perkembangan di berbagai area otak
      2. Kesulitan belajar spesifik
  • Potensi kecerdasan dalam batas rata-rata
  • Kesulitan terjadi pada area perkembangan di  area otak yang memproses bahasa
        Karakteristik :
  • Bahasa, contohnya spontan menyeletuk di depan orang yang dimaksud “ Bapaknya botak” , “Kamu ndeso”.
  • Berbasis neurologi, dikarenakan ada area otak yang aktif dan kurang aktif
  • Defisit komponen fonologis,misalnya ada huruf yang terlewat atau terbalik penulisannya saat menulis kata
  • Tidak berkaitan dengan kecerdasan
  • Bersifat genetik atau diwariskan secara menetap selamanya
  • Terdapat hambatan dalam executive function.
Adapun disleksia termasuk dalam kategori kesulitan belajar spesifik.
Anak-disleksia-bisa-unggul

Pengertian Disleksia

Disleksia dari  Alo Dok adalah gangguan atau kesulitan belajar spesifik yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, dan mengeja. Penderita disleksia kesulitan mengenali kata-kata yang didengar dan mengubahnya menjadi tulisan atau kalimat. 

Kondisi ini dapat dialami oleh anak dan dewasa. Disleksia tergolong sebagai gangguan saraf pada bagian otak yang memproses bahasa.
Meskipun disleksia menyebabkan kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan penderitanya.
Disleksia tidak dapat disembuhkan tapi dapat diatasi atau dikelola.

Penyebab Disleksia

Meski penyebabnya belum diketahui dengan pasti, dari Siloam Hospital beberapa faktor dapat meningkatkan terjadinya disleksia :
  • kelahiran prematur atau BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
  • memliki keluarga dengan riwayat disleksia
  • pernah terpapar nikotin, alkohol, NAPZA, atau infeksi selama kehamilan
  • cedera atau trauma otak
  • kelainan pada struktur otak yang berfungsi dan mengolah kata

Karakteristik Disleksia

Berikut ini adalah karakteristik Disleksia :
  1. Short time memory alias mudah lupa
  2. Mudah kehilangan barang
  3. Organization perlu di-up grade seperti isi tas sekolah campur aduk jadi satu antara buku, topi, kaos kaki
  4. Kemampuan gerak perlu lebih dikontrol, misalnya siswa mudah saja menabrak galon, tembok, atau meja di depannya
  5. Keterlambatan bicara
  6. Ada problem artikulasi, misalnya : “ Aku mau matan” diucapkan anak usia 8 tahun.
  7. Kesulitan memahami rima
  8. Kesulitan memahami kata yang sama
  9. Kesulitan memahami urutan,misalnya setelah Hari Kamis adalah Hari Selasa
  10. Kesulitan mengingat nama, huruf, dan angka
Sekilas dari karakteristik di atas seakan-akan anak disleksia slow learner juga ya. Namun pastikan jangan dulu menilai siswa bodoh, bisa jadi karena disleksia, bila perlu asesement ke ahlinya untuk menegakkan diagnosa.
Ciri-ciri-disleksia

Tanda Disleksia Anak Pra Sekolah

Sedangkan tanda disleksia pada anak pra sekolah :
  • Mudah kehilangan dan sering salah menempatkan barang
  • Mudah lupa
  • Keterlambatan dalam perkembangan bahasa
  • Riwayat keluarga
  • Kesulitan membedakan kata yang memiliki bunyi yang hampir sama
  • Lamban dalam merespon tugas yang diberikan
  • Gangguan koordinasi

Komorbid Disleksia

Komorbid atau penyakit lain yang menyertai hingga bisa mempengaruhi disleksia diantaranya :
  • Disgrafia yaitu kesulitan menulis kata dengan benar
  • Anxiety disorder yaitu gangguan kecemasan
  • Diskalkulia yaitu kesulitan memproses angka dan simbol matematika
Dari informasi di atas, sudah tergambar ya sobat hijrah bagaimana tampilan anak disleksia. Maka jika di kelas atau di lingkungan mendapati anak dengan ciri-ciri di atas bisa kita sampaikan ke guru atau orang tua. 

Bila akan menyampaikan pada orang tuanya, mesti hati-hati karena hal ini bisa sangat sensitif ya. Kita bisa bertanya apakah anak tersebut nyaman diterima di lingkungan atau pernah mengalami penolakan. 

Jika orang tuanya terbuka maka kita bisa lanjut menyampaikan data anak dengan disleksia pun bisa melejit pula potensinya. Asal berkomitmen memberikan terapi seperti di bawah ini. 

Mari Melejitkan Potensi Anak Disleksia

Seperti sudah emak tuliskan di atas bahwa disleksia tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikelola maka inilah 3 strategi jitu melejitkan potensi anak disleksia.

  1. Penerimaan

Bapak Ibu guru dan orang tua yang keren, hal yang paling penting dalam mengembangkan anak disleksia adalah penerimaan. Menerima takdir Allah atas kondisi anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Denial atau penolakan justru akan memperberat kondisinya karena akan menutup kesempatannya untuk belajar. Seperti halnya menuntut anak bisa cepat dan lancar membaca malah membuatnya stress.

Yakinlah di balik keterbatasannya, Allah pasti memberikan kelebihan di banyak hal.
Setelah menerima kondisi anak yuk kita mulai memperbaiki diri dengan pola asuh yang tepat.

     2. Melatih Emosi Anak Disleksia

Anak disleksia umumnya mengalami anxiety disorder. Gangguan kecemasan ini didapati bila ia mendapat penolakan dari lingkungan atas sikapnya. Yang terkesan cuek, semaunya sendiri, berantakan, sampai tidak bisa mengikuti pelajaran. Ia bisa diolok-olok hingga di-bully temannya. 

Kondisi ini diperberat jika orang tua menyalahkan dan menuntut anak bisa berubah. Kasihan sekali ya? Ia akan tertekan dan makin sulit menjalin hubungan sosial. Bila tak segera ditangani dapat berdampak pada penyakit fisik.

Untuk itu mari kita mengajak anak mengelola kecemasan dengan melatih emosi anak. Dari seminar Menjadi Pelatih Emosi Anak dengan pembicara Mis Lucy dari School of Parenting, emak saras menuliskan kembali di bawah ini :
  1. Awareness, menyadari emosinya, apa yang sedang anak rasakan saat ini ?
  2. Reframing, ajak anak membingkai ulang pemahaman mengenai situasi yang terjadi menurut kacamata anak
  3. Empathy, berempati pada anak
  4. Labelling, memberi nama pada emosi, apakah takut, sedih, atau marah
  5. Problem solving, bantu anak menyelesaikan masalahnya dengan beri pilihan solusi.
Misalnya anak disleksia mendapati bukunya basah karena botol minumnya tumpah di dalam tas. Ia lalu menangis sambil memukul-mukul tasnya.

Strategi yang bisa dilakukan dengan menjadi pelatih emosi anak :
  1. Dengan menenangkan diri terlebih dahulu. Lalu mendekat ke anak dan bertanya apa yang ia rasakan saat ini (awarness).
  2. Tanyakan apa yang terjadi. Mengapa bukunya basah (reframing)
  3. Tumbuhkan empati bahwa kita pun pernah mengalaminya. Saat itu pula kita merasa sedih. Tambah dengan pelukan untuk menenangkannya (empathy)
  4. Beri nama emosinya yaitu sedih (labelling)
  5. Sampaikan informasi pada anak bahwa buku yang basah bisa dijemur agar kering. Begitu juga tas dan benda lain yang ikut basah di dalam tas. Kita beri tawaran, apakah butuh bantuan untuk menjemur buku atau bisa melakukannya sendiri? 
  6. Lalu ajak anak berpendapat, bagaimana agar selanjutnya bukunya tidak basah karena ketumpahan air? (poblem solving)

    3. Melatih Skill Anak Disleksia

Lakukan pendampingan orang tua di rumah :
  • Sering membacakan buku, mengajukan pertanyaan dan diskusi
  • Menggunakan strategi dan media belajar yang konkrit dan multi sensori (mengoptimalkan semua indra)
  • Lakukan kegiatan secara rutin dan sistematis seperti membuat jadwal harian
  • Latih kemandirian, tanggung jawab dan beri ragam tantangan
  • Sering memberi apresiasi atas usaha dan capaian perkembangan anak
Melatih-emosi-anak-disleksia

Taklukan Dunia dengan Disleksia

Tokoh Dunia

Jangan salah sobat hijrah, tokoh - tokoh dunia ini masa kecilnya berdamai dengan disleksia :
  • Albert Einstein (ilmuwan)
  • Steven Spielberg (sutradara)
  • Steve Jobs (pengusaha)
  • Jennifer Aniston (Aktris)
  • Whoopi Goldberg (Aktris)
Maka tidak ada yang salah dengan disleksia, optimis bisa pula melejitkan potensi anak.

Karyawan Disleksia Justru Dicari Perusahaan 

Beberapa perusahaan kini aktif merekrut karyawan disleksia yang punya pemikiran out of the box. Dengan keahlian dan perspektif yang unik, mereka dibutuhkan untuk melahirkan inovasi baru.

Selain itu, perusahaan perlu membangun budaya inklusi sehingga karyawan disleksia pun mendapat penghargaan dan aman bekerja.

Jadi Diri Sendiri

Sebagai orang dewasa yang telah matang cara berpikirnya maka mari kita mendampingi anak atau siswa dengan segala keterbatasannya termasuk disleksia. Karena setiap manusia punya hak berkembang sesuai potensinya. 

Kita terima anak dengan cinta dan dorong kelebihannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dirinya. Yakinkan bahwa dengan pertolongan Allah, upayanya dan support system yang mengapresiasi usahanya akan memupuk kepercayaan dirinya. 

Bismillah 3 strategi jitu melejitkan potensi anak disleksia di atas dapat menjadi alternatif solusi pengembangan masa depannya.

Harga dirinya akan terbentuk pelan dan pasti. Sehingga tak ubahnya dengan anak normal, anak disleksia pun dapat berkembang potensinya dan bisa bermanfaat untuk lingkungan atas izin Allah.

Wallahu'alam bisshowab




Saras Hijrah
Seorang ibu pembelajar yang terus memantaskan diri untuk ditolong Allah. Menggali potensi terbaik tanpa menafikan kekurangan diri untuk tetap bermanfaat di sisa usia.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar