sarasHijra

Kecerdasan Jamak, Apa dan Bagaimana

Posting Komentar
Defini kecerdasan bmenurut banyak ahli mempunyai pengertian yang bermacam-macam. Kecerdasan menurut Bangsa Arab tentu berbeda dengan Bangsa Cina. Tulisan di bawah ini akan memaparkan definisi kecerdasan yang juga dipengaruhi oleh revolusi industri.


Pokok Bahasan

1. Definisi kecerdasan sebagai seorang muslim
2. Perubahan definisi kecerdasan menurut para ahli
3. Kapan memulai kegiatan untuk mencerdaskan anak
4. Macam kecerdasan yang dikembangkan
5. Aktivitas harian yang dapat menstimulasi kecerdasan


1. Definisi Kecerdasan

Sebagai Seorang Muslim Cerdas sebagai seorang muslim adalah memahami untuk apa dia diciptakan Allah di muka bumi ini. Yaitu untuk menjadi beribadah kepada Allah (QS Adz Dariyat 56, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku) dan untuk menjadi pemimpin baik dirinya sendiri maupun orang lain sesuai dengan QS Al Baqarah 30, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat :”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Mengapa Engkau hedak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” 

2. Perubahan 

Definisi Kecerdasan Menurut Para Ahli Dahulu orang cerdas adalah orang yang kuat secara fisik dan sikap yang baik. Dalam perabadan Cina, orang cerdas adalah orang yang pandai membuat seni lukis, kerajinan keramik. Dengan adanya revolusi industri, orang dengan fisik unggul ternyata tidak cukup layak ditempatkan dalam pabrik-pabrik. Diperlukan orang cerdas tidak hanya secara fisik. 

Sehingga di tahun 1870 Francis Galton menemukan tes kecerdasan dan tahun 1900 Tes IQ ditemukan oleh Alfred Binet. Sehingga pada masa itu, orang yang cerdas ditunjukkan dengan IQ tinggi. Lalu setelah ditemukan mikroskop neuron pada tahun 1960 yang bisa meneliti otak, teori tentang kecerdasan pun berubah. Dan di tahun 2014 ditemukan nanoscopy sehingga para ilmuwan dapat meneliti otak manusia secara rinci. Jean Piaget, hasil pendidikan yang baik menghasilkan manusia yang adaptable.

Dan teori selanjutnya oleh Howard Gardner, untuk hidup sukses tiap manusia perlu memiliki lebih dari 1 kecerdasan (Multiple Intteligence). 

3. Kapan Memulai Kegiatan Mencerdaskan Anak 

Kecerdasan anak secara nature didapat saat sepasang suami istri mempersiapkan kehamilan. Dari suami, pola makan, jenis makanan yang dimakan, tidak punya kebiasaan merokok akan sangat berpengaruh dalam kualitas sperma. Pada wanita yang siap menikah dan siap hamil juga perlu menjaga status gizinya. Sehingga dari bibit yang baik dan sel telur yang baik, tumbuh dan berkembang di rahim yang baik menjadikan kualitas bayi yang sehat dan siap belajar. Selain itu kondisi emosional dan spiritual ibu saat mengandung juga mempengaruhi proses perkembangan janin. Janin dalam kandungan yang berusia 6 bulan sudah dapat mendengar suara dari luar rahim. Dari usia itulah janin mulai dapat belajar. 

Ayah dan ibu dapat memulai menyentuh, mengelus perut, mengungkapkan kasih sayang pada janin dengan kata-kata positif dan lembut. Saat setiap beraktivitas, ibu dapat memverbalkan apa saja yang dilakukan. Misalnya, “Ibu mau sholat, kita berwudhu dulu ya, Nak. Berwudhu itu membersihkan anggota wudhu dengan air biar saat sholat tubuh kita bersih dan suci. “ Atau “Ibu sedang membuat bolu kukus sejumlah lima belas buah. Warnanya merah, hijau, dan kuning. “ Dengan memverbalkan apa yang sedang dilakukan, janin mengenal kosa kata dan dengan menyebutkan angka, janin mengenal matematika sederhana.

 Janin juga mulai dikenalkan irama dengan memperdengarkan murotal/bacaan Al Qur’an karena diusia kehamilan itu indra pendengaran mulai berkembang dari pada indra yang lain. Stimulus yang diberikan pada saat janin di dalam kandungan dapat menambah jumlah sel otak. Sedangkan saat bayi lahir sel otaknya tidak lagi bertambah sehingga aktivitas yang dapat dilakukan orang dewasa adalah membuat kegiatan agar sel otak saling terhubung . 

Mengapa demikian ? Karena Allah menciptakan otak manusia berbeda dengan otak hewan. Otak manusia sel – selnya masih berdiri sendiri dan belum berhubungan satu sama lain. Sedangkan otak hewan sudah saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu fitrah hewan beberapa saat setelah lahir bisa berjalan atau berpindah tempat. Lain halnya dengan bayi manusia. Tugas orang tuanya lah yang memberi stimulasi agar sel otaknya saling terhubung. Sel otak yang terhubung inilah yang akan menjadi jembatan informasi yang terekam dalam otak anak. 

Menurut Van de Carr dan Lehrer cit. Abdurrahman (1999) penelitian yang telah dilakukan pada bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan mereka dan lebih siap untuk menjelajahi dan memperlajari lingkungan setelah mereka dilahirkan. Dan para orang tua yang telah berpartisiasi dalam program pendidikan pralahir menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada, dan bahagia. 

4. Macam Kecerdasan yang Dikembangkan 

Ada beberapa teori tentang kecerdasan, salah satunya yang disampaikan Howard Gardner tentang Multiple Intellegence atau Kecerdasan Jamak yaitu :
  •  a. Kecerdasan Logik Matematika Meliputi kemampuan menganalisa “problem secara logika” operasional matematika dan menginvestasikan masalah secara ilmiah.
  •  b. Kecerdasan Bahasa Kemampuan berbahasa dalam bicara dan menulis untuk mencapai beberapa tujuan. 
  • c. Kecerdasan Spasial Kemampuan mengorganisasikan dan memanipulasi gambar dan ruangan yang lebar, 
  • d. Kecerdasan Kinestetik Kemampuan menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menyelesaikan masaah atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan produk (pertunjukan). 
  • e. Kecerdasan Musikal Meliputi Kemampuan dalam penampilan (performance), komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik.
  •  f. Kecerdasan Interpersonal Kemampuan seseorang untuk mengetahui maksud, motivasi dan hasrat orang lain serta secara konsekuen bekerja efektif dengan orang lain walaupun semua tidak begitu tampak. 
  • g. Kecerdasan Intrapersonal Kemampuan untuk mengerti diri sendiri (keinginan, maksud, ketakutan), memiliki kemampuan bekerja sendiri dengan efektif, memanfaatkan informasi untuk mengatur kehidupannya sendiri (self regulator).
 5. Kegiatan untuk Membangun Kecerdasan Jamak 
  • a. Kegiatan Verbal Membaca, kosakata yang terus bertambah, munculnya membuat tulisan, mencatat dan membuat apa yang didiktekan. Menyampaikan dan mendengar instruksi lisan (verbal) maupun tertulis, menceritakan cerita, dialog, dan diskusi, mendengarkan rekaman, membuat catatan harian
  • . b. Kegiatan Logikal/ Matematika Menyortir atau mengelompokkan objek-objek atau gagasan, bongkar pasang untuk memperbaiki sesuatu, menyelesaikan masalah-masalah matematika, menyelesaikan misteri, teka-teki, puzzle dan masalah kata, eksplorasi, menguraikan/ menyimpulkan, membagi-bagi atas kelompok-kelompok dan kegiatan menghitung, menciptakan garis waktu/ jadwal dan urutan, melihat perbedaan ketika benda dibandingkan, pertanyaan khusus yang bersifat “terbuka-tertutup” dan “apa yang terjadi bila.”
  •  c. Kegiatan Spasial Bermain playdough, kolase, melukis, menggambar, puzzle 3 dimensi, membangun balok, merancang dan membuat denah. 
  • d. Kegiatan Kinestetik Main peran/ drama, olah raga, main permainan yang melibatkan gerakan tubuh, latihan fisik. 
  • e. Kegiatan Musikal Mendengarkan musik latar, alat musik atau musik yang berhubungan dengan lingkungan atau suasana, kegiatan mengingat yang seremoak, memberikan atau mendengarkan pertunjukan musikal, bernyanyi, tepuk tangan dan permainan tepuk, ritme, nyanyian, dan ketukan, membuat gagasan baru untuk nada yang telah dikenali, menggubah musik.
  •  f. Kegiatan Interpersonal Belajar kerja samadengan seorang teman, proyek dan permainan kelompok, membuat drama/main peran, simulasi, praktek empati, kompetisi yang sifatnya semua menang tidak ada yang kalah, belajar dengan teman sebaya dan sistem teman yang baik, berlatih subyek dengan teman, membuat kuis satu sama lain, diskusi, menerima dan memberi “feed back” g. Kegiatan intrapersonal Imajinasi yang terarah, berpikir tentang bagaimana untuk menyelesaikan sebuah tugas/masalah, meditasi, menulis jurnal, evaluasi diri, perbedaan personal dan menyusun tujuan/yang dicapai, refleksi dan waktu meninjau kembali untuk mengingat atau berpikir tentang apa yang telah dipelajari, proses emosional, fokus/konsentrasi, tugas-tugas yang melibatkan tujuan dengan perintah/arahan yang lebih tinggi, waktu untuk sendiri, memberikan pilihan-pilihan.
 
Saras Hijrah
Seorang ibu pembelajar yang sadar akan kekurangan dirinya dan terus menempa diri menjadi seseorang yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan

Related Posts

Posting Komentar