sarasHijra

Memanjakan Mata di Gedung Pusat UGM

Posting Komentar

 Bismillahirrahmanirrahim

Sebenernya sudah sering melewati bangunan di Jalan Bulaksumur Kota Pelajar itu. Namun entah mengapa saat emak lewat lagi akhir Desember 2022 lalu, ngotot pengen mampir gak sekedar lewat. Apa pasal? Karena ada seorang teman posting fotonya dengan latar jendela besar di gedung itu dan apik banget hasilnya. Foto yang sederhana tapi mampu bercerita. Bercerita bahwa di lokasi itu sang teman pernah menimba ilmu di sana. Napak tilas yang ia lakukan saat itu dengan kondisi berbeda. Ia sudah memangku buah hati kecilnya, keluarga kecil yang baru didapatnya setahun terakhir setelah penantian panjang 6 tahun lamanya.           

Gedung yang megah, bersih, dan sangat terawat. Bagi emak saras penggemar fotografi meski dengan smart phone saja begitu menikmati keindahan arsitekturnya dan layak untuk dituangkan dalam kenangan. Pepohonan besar di sekitarnya dan koleksi anggrek sungguh memanjakan mata.


Jadi penisirin nih, gedung apa sih yang jadi latar foto itu? Sepertinya monumental banget? Malah sampe dibilang romantis lagi. Inilah ceritanya yaa…

Gedung Pusat Universitas Gajah Mada

Fakta Sejarah Gedung Pusat UGM

Dari Kagama, bangunan megah itu tiga lantai tersebut berusia lebih dari 60 tahun loh. Letaknya ada di Jalan Persatuan, kompleks Kampus Universitas Negeri Gajah Mada. Adapun fakta tentang Gedung itu adalah :

1.       Peletakkan Batu Pertama oleh Presiden Soekarno

Paska kemerdekaan, Ir. Soekarno punya keinginan untuk mendirikan universitas di Indonesia. Itikad baik itu disambut oleh Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau menghibahkan kompleks Bulaksumur untuk mewujudkan impian Soekarno kala itu. Adapun peletakan batu pertama dirayakan pada Bulan Agustus 1953.

2.       Arsitek Gedung UGM

Adalah seorang putra bangsa bernama GPH Hadinegoro yang menjadi arsitek gedung tersebut. Putra kelahiran Surakarta yang menetap di Pakualaman, Yogyakarta ini meraih gelar insinyur di Technische Hooge School, Delf, Belanda. Ia diminta langsung oleh Presiden Soekarno untuk membangun Gedung Pusat UGM.

3.       Gedung Modern Pertama di Indonesia

Arsitek UGM, Ir. Ismudianto, M.S, dalam tulisan Gusti, mengatakan karakter konstruksi Gedung Pusat merupakan bangunan modern awal yang ada di Indonesia waktu itu. Oleh sebab itu, bangunan ini patut dijaga dan dipelihara sebagai bangunan bersejarah.


Gedung Pusat UGM sebagai Cagar Budaya

Tulisan lain dengan gedung ini, bisa dibaca di Jogjacagar tertulis bahwa lokasi pusat Universitas Negeri Gajah Mada memilik struktur dan pola ruang yang mirip dengan konsep ruang arsitektur Jawa Kraton Kasultanan Yogyakarta. Salah satu cirinya adalah orientasi arah dan letak bangunan pada garis poros imajiner dengan dua arah ke Utara dan Selatan meskipun mengalami perubahan dari rencana semula.

Awalnya konsep pintu masuk utama dari arah Utara melalui pintu gerbang di tengah Arboretum, menuju Balairung dan Balai Senat di Gedung Pusat. Konsep tersebut memiliki kemiripan dengan fungsi Pegelaran dan Siti Hinggil Keraton. Perpustakaan seperti Dalem, pusat kehidupan, dan auditorium seperti Sasana Hinggil menghadap ke Lapangan Pancasila, mirip alun-alun Selatan. Sedangkan pola ruang boulevard, pintu gerbang, dan bundaran UGM mirip seperti pola ruang memanjang dari Kraton menuju ke Panggung Krapyak.

Pada perkembangannya, pembangunan Gedung Perpustakaan yang dikenal sebagai Grha Sabha Pramana tidak dibangun satu periode dengan Gedung Pusat. Selain itu, jalan yang ada pada Arboretum tidak jadi dibuat. Posisi letak dan orientasi Gedung Pusat UGM menghadap kea rah Utara ke Gunung Merapi yang didasarkan pada Falsafah Tri Hitta Karana (Parahyangan di arah utara, Pawongandi di tengah, dan Palemahandi arah selatan). Namun supaya tidak terkesan membelakangi Kraton Yogyakarta maka jalan utama ke Gedung Pusat UGM dibuat dari arah selatan yang kemudian dikenal sebagai boulevard Kampus UGM.

Di lokasi Pusat UGM juga ditanam pohon-pohon yang mengandung nilai filosofi. Contohnya adalah Pohon Bodi (Ficus religiosa) yang ditanam di ebelah utara Gedung Pusat UGM. Pohon tersebut mengandung makna filosofi pencerahan yang dimaksudkan agar para pengajar di UGM dapat memberi pencerahan ilmu kepada mahasiswa.

Gedung Pusat UGM dari Kacamata Emak Saras

 Obyek Foto Keren

Menurut emak Gedung Pusat UGM adalah obyek foto yang keren, ma syaa Allah. Ya, dari fasad bangunannya, lorongnya, jendela besarnya, tangga, taman, dan sisi simetris saat berada di tengah area. Karena emak kesana bersama keluarga Om Dani, sepupu emak dan keluarga besar jadi rame-rame deh kita. Eh maksudnya bebarengan. Gak mungkinlah bikin keramaian di sana karena bagaimanapun juga gedung itu sebagai kantor. Yes, kantor rektorat UGM beserta staf yang mengurusi tetek bengek perkuliahan.

Saat kami kesana di hari Kamis jadi suasana perkantoran sangat terasa. Beberapa dosen datang pergi bersama beberapa mahasiswa. Lalu sepi. Saat emak mulai mengeluarkan hp untuk mulai mencari angle yang pas, seorang karyawati justru menyapa.

“Mau dibantu saya fotokan, Bu?” tanyanya.

Ah, emak tersipu malu, tau aja emak seneng difoto di area ini. Apalagi rombongan emak memang belum merapat ke area tangga masuk. Mereka masih menikmati suara-suara burung liar yang tinggal di hutan depan Gedung Pusat UGM. Hutan yang sengaja diciptakan sebagai tempat konservasi flora fauna. Tentu saja juga menjadi surga penelitian para akademisi dengan keilmuan yang berhubungan dengan alam, hutan, air, tanah, hewan, dan tumbuhan.

Cekrek satu dua foto sudah diambil mbak karyawati. Setelah mengucapkan terima kasih, emak lanjut masuk ke area lorong lantai satu. Jendela besar eh tepatnya bukan jendela ya. Ah, emak tak pandai menterjemahkan istilah arsitekturnya. Bagian terbuka dari muka gedung mirip jendela inilah yang menjadi sisi cantik gedung ini. Fungsinya juga sebagai tempat duduk.

Interior Khas Eropa

Adapun jendela gedung ini juga khas interior jadul. Apalagi tangganya, agak berulir di pegangannya khas rumah-rumah Eropa. Keluar dari bangunan kantor, didapati ruang terbuka persegi yang diapit secara simetris bangunan Gedung Pusat UGM. Ada pula yang menyebutnya bangunan yang bersayap kanan dan kiri.

Taman dan Bunga Anggrek

Ada taman berumput yang dibatasi tepian jalan yang bisa dilewati kendaraan bermotor. Di sisi timur ada puluhan sepeda terparkir rapi. Anak-anak bujang yang ikut dalam rombongan tertarik mencoba. Tetiba mata emak tertuju satu benda. Bunga Anggrek berwarna ungu sukses memikat hati. Langsung aja kamera di hp di-on-kan. Terlalu indah jika tak diabadikan.


Anggrek Putih juga seakan melambai minta difoto. Cantik niat dan terawat flora indah itu tergantung di pohon-pohon cemara di area taman.

Kondisi Kamar Kecil

Ah, panggilan alam datang jua saat emak berada di sana. Bertanya ke petugas di sekitar situ dimana letak kamar kecil. Jawaban yang ramah dan naratif membuat  emak segera menuju ke gedung area selatan. Lorong kecil lalu belok kanan. Aura gedung lawas sungguh terasa di toilet itu. Namun karena bersih dan penerangan cukup memadai, segera emak usir rasa takut itu.

Suasana Jalan di Sekitar Gedung

Setelah tuntas, emak lalu menyusuri area jalan masuk menuju Gedung Pusat UGM.  Tadi kami sudah melewati sih, tapi saat di dalam mobil. Beda kan, kalau menikmatinya sambil jalan kaki. Benar saja terasa teduh dan sejuk. Pohon-pohon tinggi berbaris rapi di sisi kanan kiri jalan. Hei, emak teringat sesuatu. Rasa-rasanya sedang berada di sebuah negara dengan empat musim dan saat ini sedang musim gugur. Dedaunan berwana kuning dan kecoklatan tersebar di tepi jalan. So romantic. Sayang tak sedang bersama suami tercinta. Beliau tak ikut kami  plesir ke Yogya karena hari kerja. Hehehe…

See Yaa...

Waktunya kami pulang. Masih ada agenda lain di Yogya yaitu silaturahim dengan dua sahabat. Alhamdulillah diberi kesempatan menikmati sentuhan seni masa lampau yang tetap tegak berdiri hingga kini. Pantas saja beberapa pelaku seni mengambil setting filmnya di sini. Cintaku di Kampus Biru yang dibintangi aktor dan aktris tenar di masanya yaitu, Roy Marten, Rae Sita, dan Yati Octavia mengambil latar tempat di gedung ini. 

Meski emak bukan alumni UGM mudah-mudahan anak dan keturunan ada yang menimba ilmu di sini ya. Biar bisa foto dengan latar Gedung Pusat UGM lagi, Mak? Lebih dari itu donk, suatu kebanggan dan kebahagiaan tersendiri jika bisa kuliah di kampus tertua dan sarat prestasi di Indonesia ini.

Semoga Allah takdirkan bila itu yang terbaik, aamiin yaa Rahman.

 

Saras Hijrah
Seorang ibu pembelajar yang sadar akan kekurangan dirinya dan terus menempa diri menjadi seseorang yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan

Related Posts

Posting Komentar